Minggu, 14 Februari 2010

PERADABAN ROMAWI KUNO

Peradaban Romawi ini terletak di negeri Italia, tepatnya berada di Pegunungan Apenina. Semenanjung apenina hanya memiliki lebar 125 mil dengan garis pantai sepanjang 2000 mil sehingga kurang meyakinkan untuk membuat bandar-bandar yang baik. Lembah pegunungan Apenina merupakan lahan-lahan yang subur dan cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian, oleh karena itu masyarakat yang tinggal di sana memiliki mata pencahariaan sebagai petani gandum, jagung dan sayur-sayuran. Di Pegunungan Apenina ini ditemukan pula tambang-tambang mineral yakni emas, bijih besi, tembaga, batu pualam dan marmer. Malah, marmer yang dihasilkan merupakan jenis yang berkualitas tinggi dan sangat baik untuk bahan bangunan.
Roma pada awalnya merupakan negara kota (polis) yang kecil. Kota Roma diapit oleh tujuh bukit, yaitu Platine (tempat dibangunnya bangunan-bangunan megah), Capitalone (pusat keramaian), Quirinalle, Aventine, Vinninal, Esqualine, dan Caeline. Kota Roma dibelah oleh Sungai Tiber.
Bangsa Romawi merupakan percampuran darah antara penduduk asli dengan suku-suku kelana. suku-suku kelana memiliki kelebihan dalam bidang kemiliteran sperti suku Estruska yang berhasil menguasai daerah-daerah Latium, Toskana dan Etruria.



Periodisasi sejarah Roma

1. Periode kerajaan (756-510 SM)

Polis Roma menurut legenda didirikan oleh Remus dan Romulus. Kedua orang tersebut adalah anak dari Rhea Silva, salah satu keturunan Aeneas (pahlawan Perang Troya), semasa kecil mereka disusui dan dibesarkan oleh seekor serigala. Namun, diperkirakan polis Roma dibangun oleh orang-orang Yunani. Raja Roma haruslah berasal dari warga Roma asli. Seorang raja Roma bernama Tarvininus diturunkan oleh senat karena merupakan orang Etruska.Pada masa kerajaan, Roma dipimpin seorang raja yang memiliki kekuasaan tak terbatas dan didampingi oleh Dewan Senat (wakil-wakil dari para suku di sekitar Roma) yang beranggotakan 300 orang.

2. Periode republik (519-31 SM)

Dalam kehidupan sosial, Romawi terdiri dari dua kelompok yang berpengaruh, yaitu Patricia dan Plebeia. Masing-masing kelompok memiliki ciri khas tersendiri, Patricia terdiri dari penguasa tanah yang besar sedangkan Plebeia/Plebeyer terdiri dari golongan masyarakat kecil dan menengah (pedagang, seniman, petani).
Walaupun jumlah Patricia sangat sedikit (8% dari jumlah bangsa Romawi) dominasi kaum Patricia dalam pemerintahan sangat berpengaruh sehingga republik ini disebut pula Republik kaum Patricia.
Pada masa republik, bentuk pemerintahan pun diubah dari negara kota menjadi imperium. Pada masa ini, Roma dipegang oleh 2 orang konsul, yang dipilih oleh senat, tiap konsul itu memiliki tugas masing-masing. Konsul pertama bertugas dalam masalah hukum dan ekonomi, sedangkan konsul yang kedua memegang urusan pertahanan. Pada masa darurat, jumlah konsul hanya satu orang yaitu seorang diktaktum.
Kedua konsul diharuskan dari golongan Patricia dan memiliki kekuasaan yang sama dan dapat memveto satu sama lainnya. Sebagai penasihat konsul dibentuklah lembaga penasehat (Senat), lembaga perwakilan distrik (Comitia
Curiata) dan lembaga perwakilan pemimpin militer (Comitia Centuriata).
Golongan Plebei mengajukan petisi persamaan haknya dengan Patricia dalam hal berpolitik, maka dibentuklah Tribunate of Pleibei yang memperbolehkan hak veto dari Comitia Curiata kepada Senat dan Comitia Centuriata.
Orang Romawi percaya bahwa negara yang baik harus dikuasai dengan imperium, dengan kepercayaan ini Romawi mengembangkan wilayahnya ke luar wilayah Romawi. Setelah kemenangan Romawi atas Yunani timbullah kepercayaan diri dan membangun kekuatan militer untuk memukul mundur pasukan Phunisia (Phoenix), yaitu Kartago dari Afrika Utara.
Khartago adalah polis yang dimiliki oleh orang Funisia. Roma dan Khartago berperang untuk memperebutkan hegemoni di Laut Tengah. Perang itu dimulai ketika Pulau Sisilia yang merupakan pulau yang menjadi sumber bahan makanan orang Roma dikuasai oleh Funisia.

Perang Funisia terjadi sebanyak 3 kali, yaitu:
a. Perang Funisia I (246 SM-241 SM);
b. Perang Funisia II (218 SM-201 SM);
c. Perang Funisia III (149-146 SM).

Perang ini berakhir dengan dikuasainya pulau Sisilia, Pulau Sardinia, dan Corsica oleh orang Roma. Namun Semenajung Iberia berhasil dikuasai oleh orang Chartago, dan di sana mereka membangun kota Cartagena. Pada Perang Funisia II, Panglima Khartago, atau dikenal sebagai Hanibal hendak menyerang Roma lewat utara dan berhasil menguasai Saguntum yang merupakan pusat pertahanan Roma di utara. Dikuasainya Saguntum itu bersamaan dengan masih terjadinya perdebatan di kalangan Senat dalam
menyikapi bagaimana cara menghadapi Hanibal. Pada waktu itu muncul istilah delibrate senate perit saguntum (senat terus berdebat sementara Saguntum berhasil dikuasai).
187.
Seringnya terjadi peperangan, mengakibatkan tanah pertanian menjadi tidak terurus dengan baik, apalagi prajurit Romawi direkrut dari golongan rakyat yang terdiri dari petani. Akibat adanya kecemburuan sosial di kalangan masyarakat bawah dengan timbulnya kekuasaan pemilikan tanah oleh golongan Patricia semakin bertambah maka terjadilah pemberontakan yang dipimpin
oleh Spartacus (73-71 SM).

Masyarakat Roma pada masa republik terdiri dari beberapa kelas, yaitu:
Pertama, kaum optimar (kaum yang sangat kaya karena mempunyai wewenang
untuk menarik pajak dengan batas yang mereka tentukan).
Kedua adalah kaum proletar yang merupakan kaum miskin (prajurit yang menjadi gelandangan). Meskipun demikian, dua golongan itu memiliki wakil di senat yaitu Sula (Optimar) dan Marius (Proletar).

Kekacauan pertama terjadi di Roma ketika Marius dibunuh oleh Sula. Kekacauan itu berhasil diatasi dengan munculnya triumvirat yang pertama yaitu Crassus (menguasai Eropa Timur), Pompeius (Roma dan Yunani), dan Yulius Caesar (Eropa Barat). Crassus terbunuh dalam pertempuran di Mesopotamia dengan Persia. Di Roma timbul persaingan antara Pompeius dengan Julius Caesar, yang pada akhirnya Caesar tampil sebagai penguasa tunggal dan menjadikan dirinya sebagai diktator seumur hidup.
pompeius gaius yulius caesar

Kekacauan kedua timbul ketika Caesar dibunuh oleh anak angkatnya sendiri, yaitu Brutus.
Kekacauan itu dapat diatasi dengan munculnya triumvirat yang kedua yaitu Lepidus (afrika bagian utara) Antonius (timur tengah dan Mesir), dan Octavianus (yunani sampai spanyol). Sama seperti Triumvirat sebelumnya, terjadi perselisihan antara Octavianus dan Antonius karena curiga akan menjadi penguasa tunggal di Imperium Romawi. Apalagi, perselisihan terus memuncak saat Antonius menikah dengan Putri Cleopatra dari Mesir. Di lain cerita, Lepidus pun meninggal. Tahun 31 SM Octavianus berhasil menghancurkan kekuatan Antonius. Senat kemudian mengangkatnya menjadi kaisar dan memberi gelar Augustus (Yang Maha Mulia)

Lembaga Pemerintahan Republik Romawi
a. Kepala pemerintahan dipegang oleh 2 orang konsul yang di[ilih oleh golongan bangsawan dengan masa jabatan 1 tahun. Dalam menjalankan tugasnya ia didampingi oleh sebuah dewan yang bernama senat.
b. Senat berkedudukan sebagai dewan penasehat, yang mempunyai hak untuk memberikan nasehat kepada konsul. Dalam perkembangan sejarah Romawi, kekuasaan senat semakin bertambah besar sehingga sering menimbulkan pertntangan-pertentangan dengan konsul.
c. Dewan rakyat atau comitia curiata, adalah sebuah badan yang teridiri dari wakil-wakil rakyat. Bentuk dewan rakkyat hampir sama dengan lembaga parlemen sekarang.
d. Ponifex Maximus, yaittu kepala agama
e. Tribuni plebis, yaitu semacam dewan daerah. Dewan ini mempunyai hak veto terhadap keputusan pemerintah setempat, sehingga perlakuan sewenang-wenang di daerah dapat dicegah.

c. Zaman Kekaisaran

Dilantiknya Octavianus menjadi kaisar (penguasa tunggal) menjadikan bentuk pemerintahan Romawi menjadi kekaisaran dengan Octavianus sebagai kaisar yang pertama. Keadaan negara pada zaman ini dinamakan Pax Romana, artinya Roma yang damai. Octavianus memiliki kekuasaan tunggal atas Imperium Romawi yang memiliki kekuasaan absolut. Ia tidak hanya penguasa dalam
bidang pemerintahan dan politik namun juga sebagai kepala agama. Pembaharuan pun dilakukan dengan baik, Kota Roma dilengkapi polisi dan pemadam kebakaran, meningkatkan subsidi gandum, membangun arena olahraga, dan membangun kuil.

Setelah Octavianus meninggal, kekuasaan diserahkan kepada Tiberius (14 - 37 M). Pada masa ini timbul penyebaran agama Kristen oleh Nabi Isa (Yesus Kristus). Agama Kristen mengajarkan monotheisme dan tidak mendewakan manusia. Karena demikian, kaum Kristen dianggap sebagai pemberontak yang akan menjadi raja maka Yesus Kristus pun dihukum mati dengan cara disalib dan penganutnya ditindas. Tahun 54 – 68 M Kaisar Nero berkuasa di Romawi. Pada masa ini, sejumlah kaum Kristen diincar dan dibunuh karena pengikut kristen makin bertambah jumlahnya. Namun keadaan
ini tidak membuat kaum Kristen menjadi gentar, dan membuahkan hasil yang baik pada masa kekuasaan Konstantin Agung (312-337 M). Perlakuan pengejaran dan pembunuhan kepada kaum Kristen ditiadakan, ia menyadari dengan benar nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran-ajaran Yesus Kristus. Sejak itu agama Kristen ditetapkan sebagai agama negara. konstantin agung
Konstantin Agung memindahkan ibukota dari Roma ke Konstantinopel. Keputusan ini merupakan awal yang tidak baik bagi kekuasaan Imperium Romawi. Pada tahun 400 M, pecahlah kekuasaan Romawi menjadi dua bagian, yaitu Imperium Romawi Barat dengan ibukota Roma dan Imperium Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel. Tahun 476 M Imperium Romawi Barat
hancur oleh penyerangan bangsa Jerman. Keruntuhan Romawi Barat tidak memengaruhi keamanan Romawi Timur, bahkan sempat mengalami kejayaan pada masa Kaisar Yusthianus tahun 527-563 M. Pada tahun 1543 Imperium Romawi Timur hancur oleh serangan bangsa Turki.



Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa Romawi banyak diadaptasi dari kebudayaan-kebudayaan yang sudah berkembang sebelumnya, misalnya Yunani, Persia, Etrusci, dan Hellenisme. Mereka tidak hanya mempelajari juga mengembangkannya menjadi beragam. Dalam dunia teknik sipil, ditemukannya teknik membuat beton dan mendirikan bangunan berbentuk kubah. Bangsa Romawi mampu memanfaatkan berat beton pada kubah menjadi kekuatannya sendiri dengan ditopang oleh tiang-tiang penyangga. Muncul pula pengetahuan tentang pembuatan jalan, akuaduk (saluran air gantung), dan tata kota.
Dalam bidang militer, sistem organisasi diperkenalkan dengan garis komando yang teratur, dikenal pula istilah-istilah yang masih dikenal hingga sekarang, seperti legiun, divisi dan lain-lain. Dalam bidang seni pahat, bangsa Romawi menyukai membuat pahatan objek benda berdasarkan yang dilihat, tidak seperti bangsa Yunani yang menggunakan sebuah model, seperti sosok manusia yang dijadikan model dewa. Dalam sistem pemerintahan, bangsa Romawi mengenal sistem kekuasaan mutlak yang dipimpin oleh satu orang dengan tidak melupakan kewajiban tanggung jawab pemerintah untuk memberi kesejahteraan kepada rakyatnya. Dalam bidang kesusilaan, sifat kesederhanaan bangsa Romawi patut dijadikan sebagai contoh dalam kehidupan sekarang. Perlakuan
antarsesama manusia dianggap sama, bahkan terhadap budak. Sayangnya, sifat asli ini sudah memudar ketika masuknya budaya luar yang memperkenalkan unsur duniawi dalam kehidupan.
Pengaruh kebudayaan dan teknologi Romawi menyebar hingga Afrika Utara; tampak di atas reruntuhan tiang-tiang arsitektur Romawi di Kota kuno, Lepcis Magna (Libya).

Kepercayaan

Pada awalnya bangsa Romawi mempercayai akan kekuatan roh atau dengan kata lain, kepercayaan mereka adalah animisme. Kekuatan roh ini berkaitan dengan rumah tangga, sebagai berikut:
(a) Leres, roh penjaga ladang.
(b) Penates, penjaga gudang.
(c) Janus, penjaga pintu rumah.
(d) Vesta, penjaga api.
(e) Lares familiaris, penjaga rumah.
Masuknya kebudayaan Yunani dan Etrusci berubah menjadi polytheisme, dewa-dewa diwujudkan seperti halnya manusia, bahkan sejak kekuasaan Yulius Caesar raja dianggap sebagai dewa. Dewa-dewa yang disembah oleh bangsa Romawi hampir sama dengan dewa-dewa bangsa Yunani namun dengan nama yang berbeda, contohnya Yupiter (dewa tertinggi), Mars (dewa perang),
Venus (dewi kecantikan), Neptunus (dewa laut) dan lain-lain.
Penyebaran agama Kristen oleh Santo Petrus dan Paulus ke Eropa turut mengubah kepercayaan bangsa Romawi menjadi monotheisme. Agama Kristen dijadikan sebagai agama negara oleh Theodosius (378-395 M), bahkan Kota Roma menjadi pusat agama Katolik.


Peninggalan Budaya
Peninggalan Romawi dalam seni bangun dengan gaya arsitektural yang indah dan kekuatannya yang kokoh masih dapat ditemui di Itali, diantaranya adalah bangunan yang terkenal amphiteather di Coloseum, bangunan ini digunakan untuk mempertontonkan adu gladiator.
Dalam dunia sastra banyak ditemukan hasil sastra yang dijadikan bahan literatur untuk belajar bahasa latin. Hasil karya yang terkenal antara lain:
(a) Epos Aeneas oleh Vergulius.
(b) Ode dan Satire oleh Horatius.
(c) Amores oleh Ovidius.
(d) De Bello Civili oleh Lucan.
(e) Historia, Annuarium, dan Germania oleh Tacitus.

1 komentar:

welcome


welcome to my blog
i hope you enjoy it...